PROMETHAZINE
Promethazine merupakan obat
yang dapat digunakan untuk beberapa kondisi, salah satunya mencegah rasa mual,
baik mual akibat vertigo maupun mual yang muncul akibat mabuk perjalanan.
Selain itu, promethazine juga bisa digunakan untuk mengatasi gangguan tidur
karena obat ini memiliki efek sedatif. Promethazine masuk ke dalam golongan
obat antihistamin. Oleh karena itu, obat ini juga bisa dipakai untuk menangani
reaksi alergi yang timbul akibat pajanan debu, gigitan serangga, serbuk sari,
dan bulu binatang. Prometazin merupakan antihistamin generasi
pertama yang termasuk dalam kelompok fenotiazin. Prometazin juga memiliki efek
antiemetik dan antikolinergik. Selain itu prometazin juga memiliki efek sedatif
yang cukup kuat. Prometazin HCl merupakan senyawa kimia yang
berbentuk serbuk kristal kekuningan yang praktis tidak berbau. Kontak yang cukup lama
prometazin dengan udara dapat mengakibatkan terjadinya reaksi oksidasi
yang menyebabkan perubahan warna prometazin menjadi biru. Prometazin-HCl sangat
mudah larut dalam air dan agak sukar larut dalam alkohol. Prometazin yang
beredar dipasaran adalah prometazin dalam bentuk campuran rasemat.
EFEK YANG DITIMBULKAN
Setelah
pemberian oral atau parenteral, AH1 diabsorpsi secara baik. Efeknya
timbul 15-30 menit setelah pemberian oral dan maksimal setelah 1-2 jam. Lama
kerja AH1 setelah pemberian dosis tunggal kira-kira 4-6 jam, untuk golongan
klorsiklizin 8-12 jam. Difenhidramin yang diberikan secara oral akan mencapai
kadar maksimal dalam darah setelah kira-kira 2 jam dan menetap pada kadar
tersebut untuk 2 jam berikutnya, kemudian dieliminasi dengan masa paruh
kira-kira 4 jam.Kadar tertinggi terdapat pada paru-paru sedangkan pada limpa,
ginjal, otak, otot dan kulit kadarnya lebih rendah. Tempat utama
biotransformasi AH1 ialah hati, tetapi dapat
juga pada paru-paru dan ginjal. Tripelenamin mengalami hidroksilasi dan
konjugasi sedangkan klorsiklizin dan siklizinterutama mengalami demetilasi. AH1
diekskresi melalui urin setelah
24 jam, terutama dalam bentukmetabolitnya. Pada
dosis terapi, semua AH1 menimbulkan efek samping walaupun jarang bersifat
serius dankadang-kadang hilang bila pengobatan diteruskan. Efek samping yang
paling sering ialah sedasi, yang justru menguntungkan bagi pasien yang dirawat di RS atau pasien yang perlu
banyak tidur.Tetapi efek ini mengganggu bagi pasien yang memerlukan
kewaspadaan tinggi sehinggameningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan.
Pengurangan dosis atau penggunaan AH1 jenislain mungkin dapat mengurangi efek
sedasi ini. Astemizol, terfenadin, loratadin tidak atau kurangmenimbulkan
sedasi.Efek samping yang berhubungan dengan efek sentral AH1 ialah vertigo,
tinitus, lelah, penat,inkoordinasi, penglihatan kabur, diplopia,
euphoria, gelisah, insomnia dan tremor. Efek sampingyang termasuk sering juga
ditemukan ialah nafsu makan berkurang, mual, muntah, keluhan
padaepigastrium, konstipasi atau diare, efek samping ini akan berkurang bila
AH1 diberikan sewaktumakan.Efek samping lain yang mungkin timbul oleh AH1 ialah
mulut kering, disuria, palpitasi, hipotensi,sakit kepala, rasa berat dan
lemah pada tangan. Insidens efek samping karena efek antikolinergiktersebut
kurang pada pasien yang mendapat antihistamin nonsedatif.AH1 bisa
menimbulkan alergi pada pemberian oral, tetapi lebih sering terjadi akibat
penggunaanlokal berupa dermatitis alergik. Demam dan foto sensitivitas
juga pernah dilaporkan terjadi. Selainitu pemberian terfenadin dengan
dosis yang dianjurkan pada pasien yang mendapat ketokonazol, troleandomisin,
eritromisin atau lain makrolid dapat memperpanjang interval QT dan
mencetuskanterjadinya aritmia ventrikel.Hal ini juga dapat terjadi pada pasien
dengan gangguan fungsi hati yang berat dan pasien-pasienyang peka terhadap
terjadinya perpanjangan interval QT (seperti pasien hipokalemia).
Kemungkinan adanya hubungan kausal antara penggunaan antihistamin non sedative
dengan terjadinya aritmiayang berat perlu dibuktikan lebih lanjut.
REFERENSI
Katzung, B. G., S. B. Masters, dan A. J. Trevor. 2013. Farmakologi Dasar & Klinik Edisi 12 Volume1, Jakarta, EGC
REFERENSI
Katzung, B. G., S. B. Masters, dan A. J. Trevor. 2013. Farmakologi Dasar & Klinik Edisi 12 Volume1, Jakarta, EGC
PERTANYAAN
1 1.
Bagaimana penggunaan promethazine yang baik?
2. Berapa dosis untuk orang dewasa yang alergi?
3 3. Apakah Promethazine aman untuk ibu hamil dan menyusui?
saya akan membantu menjawab pertanyaan no 1
BalasHapusCara terbaik menggunakan obat ini adalah dengan menyuntikkannya jauh ke dalam otot. Dapat juga disuntikkan perlahan ke dalam vena besar (bukan di tangan atau pergelangan tangan) oleh ahli kesehatan. Jangan suntikkan obat ini di bawah kulit atau ke dalam arteri.
Hai kak saya mencoba membantu menjawab pertanyaan nomor 3 ya..
BalasHapusTidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil atau menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini. Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori mungkin beresiko menurut US Food and Drugs Administration (FDA).
Semoga bermanfaat
Benar sekali bilia, sampai saat ini blm diketahui pengaruhnya terhadap ibu hamil. Jd harus konsultasi dulu
HapusSaya akan menjawab prtnyaan no 2. Dimana penggunaan dosisnya, Oral atau rectal: 12.5 mg sebelum makan dan 25 mg saat akan tidur, bila diperlukan. Alternatif, 25 mg dosis tunggal diberikan saat akan tidur atau 6.25 mg sampai 12.5 mg tiga kali sehari. IM atau IV: 25 mg, dapat diulangi dalam waktu 2 jam bila diperlukan.
BalasHapusnah, saya setuju dengan jawaban dari quichtylichta untuk oral: 25 mg, malam hari, bila perlu dinaikkan sampai 50 mg, atau 10-20 mg 2-3 kali/hari. Anak di bawah 2 tahun tidak dianjurkan; 2-5 tahun, 5-15 mg/hari, 5-10 tahun 10-25 mg/hari.
Hapussumber : http://pionas.pom.go.id/monografi/prometazin-hidroklorida
disini saya ingin menambah jawaban dari quichtylichta dan suci, Anak-anak usia di atas 10 tahun hingga dewasa dengan Dosis awal 10 mg dua kali sehari. Jika diperlukan dapat ditingkatkan menjadi 20 mg 3 kali sehari.
HapusNo.3, dari yang saya dapatkan belum ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan Promethazine pada ibu hamil atau menyusui. Sebaiknya jangan digunakan pada ibu hamil dan menyusui untuk mencegah terjadinya efek buruk pada janin dan bayi
BalasHapusuntuk jawaban no 1 yaitu cara terbaik menggunakan obat ini adalah dengan menyuntikkannya jauh ke dalam
BalasHapusotot. Dapat juga disuntikkan perlahan ke dalam vena besar (bukan di tangan atau pergelangan
tangan) oleh ahli kesehatan. Jangan suntikkan obat ini di bawah kulit atau ke dalam arteri.
saya akan menjawab prtanyaan no 1
BalasHapusCara terbaik menggunakan obat ini adalah dengan menyuntikkannya jauh ke dalam otot. Dapat juga disuntikkan perlahan ke dalam vena besar (bukan di tangan atau pergelangan tangan) oleh ahli kesehatan. Jangan suntikkan obat ini di bawah kulit atau ke dalam arteri.
saya akan membantu menjawab pertanyaan no 1
BalasHapusCara penggunaan obat ini adalah dengan menyuntikkannya jauh ke dalam otot. Dapat juga disuntikkan perlahan ke dalam vena besar (bukan di tangan atau pergelangan tangan) oleh ahli kesehatan.
peringatan : Jangan suntikkan obat ini di bawah kulit atau ke dalam arteri.
dosis penggunaan untuk pasien dewasa yaitu 10mg dengan frekuensi penggunaan 2 kali, untuk penanganan lebih lanjut dpt ditingkatkan hingga 20mg dengan frekuensi 3 kali penggunaan
BalasHapusCara penggunaan obat ini adalah dengan menyuntikkannya jauh ke dalam otot. Dapat juga disuntikkan perlahan ke dalam vena besar (bukan di tangan atau pergelangan tangan) oleh ahli kesehatan.
BalasHapusperingatan : Jangan suntikkan obat ini di bawah kulit atau ke dalam arteri
Cara penggunaan obat ini adalah dengan menyuntikkannya jauh ke dalam otot. Dapat juga disuntikkan perlahan ke dalam vena besar (bukan di tangan atau pergelangan tangan) oleh ahli kesehatan.
BalasHapusperingatan : Jangan suntikkan obat ini di bawah kulit atau ke dalam arteri
jawaban no 2
BalasHapusDimana penggunaan dosisnya, Oral atau rectal: 12.5 mg sebelum makan dan 25 mg saat akan tidur, bila diperlukan. Alternatif, 25 mg dosis tunggal diberikan saat akan tidur atau 6.25 mg sampai 12.5 mg tiga kali sehari. IM atau IV: 25 mg, dapat diulangi dalam waktu 2 jam bila diperlukan